Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Note 1

                Bukan maksud menyalahkan atau apa. Tapi kita semua menyadari satu hal, bahwa setiap hari kita beranjak dari tangga satu ke tangga lainnya. Kita semakin tinggi, ilmu semakin bertambah, usia juga semakin tua. Hanya, mungkin kita sendiri yang malas menatap keatas dan berkata jujur.Bukankah demikian?                 Aku menulis ini hanya untuk merenung. Tentang hal apa yang akan kulakukan esok hari. Aku ingin, kita semua ingin memiliki masa depan indah yang cerah. Kita semua ingin sukses! Kita semua ingin merasakan hidup yang nyaman kedepannya! Tapi, apa yang sudah kita lakukan hari ini? Apakah kita sudah menata baik-baik untuk ‘bekal’ kita menuju ‘masa depan’?                 Untuk diriku sendiri, aku berani menjawab. Belum!!! Entah apa jadinya aku esok. Aku baru menyadarinya saat ini, detik ini juga, bahwa aku belum menyiapkan ‘bekal’ apapun untuk perjalanan hidup. Aku tidak memiliki apapun disaat semua orang sudah berpikir matang-matang tentang ‘perjalanan’ merek

I THINK : You Are The Apple Of My Eyes

Tadinya aku berpikir, mengapa semua orang menyukaimu. Jika ku perhatikan, sisi mana yang menarik darimu? Tidak ada. Selama ini kau hanya murid atas yang dibanggakan guru. Tapi semejak kau menggangguku, aku semakin kesal melihatmu. Jangan pikir karena kau pintar, kau bisa seenaknya menyuruhku. Ko-Teng ~~ Kau adalah siswa ceroboh yang selalu membuatku marah. Kenapa guru memindahkan tempat dudukmu di depanku? Kau tahu tidak, kau merusak pemikiranku. Tak bisa diam, bodoh, kekanak-kanakan, dan sekarang apa? Aku harus mengajarimu? Yang benar saja! Shin Che-Yi ~~ Bisa tidak, jangan menggangguku? Dengan keberadaanmu tak akan membuat semuanya baik-baik saja. Aku akan tetap menjadi diriku. Ko-Teng ~~ Diri yang mana? Jangan harap bisa lolos. Kau adalah tanggung jawabku mulai sekarang. Aku akan membuat kau lulus sekolah ini. Shin Che Yi ~..~ Shin Che Yi, terimakasih. Telah menjadi pembimbingku, Telah menjadi penanggung jawabku, dan Telah menjadi orang yang k

Antara Hijab dan Akhlak

Gambar
                 Apa yang Anda pikirkan tentang wanita berhijab yang istilahnya tidak menghijabkan hatinya? Berbagai pikiran negatif langsung muncul di kepala Anda bukan? Wanita itu akan dipandang jelek, dan pada akhirnya semua malah menyalahkan hijab wanita itu. Padahal jelas dikatakan bahwa hijab dan akhlak itu berbeda, dari segi kata maupun pengertiannya.                 Menurut saya, letak kesalahan dari wanita itu adalah kurangnya ilmu yang dia miliki.Dalam kata lain ilmu itu baru sedikit terserap olehnya.Pernahkah Anda melihat wanita berkerudung panjang yang menutupi hampir seluruh tubuhnya berakhlak buruk? Bukankah yang Anda lihat adalah wanita yang menutup (hanya) sebagian tubuhnya saja, atau (maaf) yang bahkan belum menutup dada maupun lehernya dengan baiklah yang berakhlak buruk? Itu adalah wanita-wanita yang kurang ilmunya. Berhijab yang diajarkan islam adalah memakai kerudung yang menutupi seluruh tubuh nya minimal dada. Karena pada dasarnya, fungsi dari kerudung itu

We are the B

B. Kau tahu apa itu B? Ya, B adalah huruf kedua setelah huruf A. B tidak dibawah, tetapi ia tidak bisa menjadi yang teratas. B adalah nomor 2, sedangkan A adalah nomor 1. B, kami adalah B. Yang selalu menatap punggung A dan berharap bisa menjadi A. Tapi, apapun yang terjadi, kami tetaplah B. Kami tidak tahu mengapa kami bisa dalam posisi ini? Tapi kami tahu ini bukanlah takdir. Terkadang kami rapuh seperti arang, yang tinggal menunggu menjadi abu.   Tapi kami masih memiliki mimpi, mimpi   yang ingin kami capai suatu hari nanti. Mimpi menjadikan kami lebih kuat. Kami tidak akan menyerah. Orang berkata kami tetaplah B, walaupun pada dasarnya kami tidak memiliki bakat, kami akan berjuang, karena kerja keras selalu mengalahkan bakat. Bakat adalah suatu keistimewaan dalam dirimu, sedangkan kerja keras adalah usaha yang kau buat demi mencapai tujuanmu. Walaupun kau punya bakat, tetapi kau tidak bekerja keras, bakatmu akan hilang dan terkubur. Begitupun sebaliknya, itulah hukumnya.

Congratulation, You're So Amazing!

       "Apakah aku bisa mengambil sebuah keputusan?"        "Keputusan apa? Aku tidak mengerti?"        "Bisakah kita beristirahat sebentar?"        "Apa?!" ***    Tzuyu berlari mengejar bus terakhir yang akan mengantarnya pulang. Ia menyesal telah tertidur sebentar di halte, padahal sudah malam, dan akibatnya ia hampir ketinggalan bus terakhir. Tzuyu mengambil kursi paling belakang, agar dapat kembali melanjutkan tidurnya yang tertunda dengan nyaman. Namun ia melihat seseorang yang sepertinya tak asing baginya.        "Shinwa-" Ujar Tzuyu dengan memicingkan mata dan menjuk jarinya ke arah orang tersebut.        "Ohh Tzuyu, apa yang kau lakukan disini?" Shinwa menjawab dengan senyuman khas nya. Seraya menyuruh Tzuyu mengambil kursi disebelahnya.        "Tentu saja aku akan pulang. Kau sendiri? Sudah lama aku tak melihatmu. Padahal kau berjanji, ketika kita sudah SMA, kita akan saling menghubungi walaupu

Siapa Wanita Terhebat?

       Suatu hari, aku melihat. Melihat apa yang ingin kulihat. Aku menatap dunia yang ada di hadapanku. Aku menatap butiran air yang mengalir dari sebuah mata. Aku menatap bibir yang tersenyum dari seorang wanita. Hari itu aku belum bisa berpikir. Aku ingin berbicara, tentang dimana aku? Siapa aku? Tapi yang keluar hanyalah tangisan. Dan aku disuguhkan cairan putih yang sangat lezat, atau bahkan minuman terlezat yang pernah ada. Rasanya luar biasa, sehingga aku pun terlelap.        Aku sudah berumur satu tahun. Badanku sudah bisa aku gerakkan dan mengikuti apa yang aku mau. Contohnya, telungkup. Setiap hari wanita yang tersenyum sekaligus menangis disaat aku lahir menggendongku. Ia menimang dengan sayang. Terkadang ia juga mengajakku berbicara, tetapi aku tidak mengerti, sehingga nada lembutnya membuatku senang dan tertawa. Ketika umurku menjadi dua tahun, kaki ku mulai bergerak untuk menopang tubuhku. Rasanya berat sekali saat pertama mencoba. Tapi wanita itu menuntunku dengan kasi
IT'S NOT MY TURN      Ada hari-hari dimana kita mendapat suatu pengalaman yang berat. Namun, tetap gagal walaupun sudah mencoba. Mungkin penyebabnya adalah, kau yang terlalu memaksakan diri, atau kau yang terlalu berharap. Biar bagaimanapun, hal itu harus kau nikmati, bukan paksakan. Karena kita selalu menduga-duga, padalah pada akhirnya yang kau anggap berhasil, akan gagal. ***      " Kami sudah memilih kalian, jadi lakukanlah yang terbaik. Selamat berjuang." Tiba-tiba aku teringat perkataan itu. Waktu itu aku tidak bisa berpikir apapun, karena aku terlalu bahagia. Ya, itulah awal perjuanganku untuk meraih gelar Paskibaraka. Kenapa? Singkat saja, karena Paskibraka itu menarik. Bukankah kau akan selalu mengejar apapun yang membuatmu tertarik?      Tapi, perjuanganku untuk tahun ini telah berakhir. Aku dikalahkan oleh fisik, dan pastinya tahun ini aku tak akan mendapatkan gelar itu. Apakah aku kecewa? Kau pasti tahu jawabnnya. Aku merasa gagal, dan takut untu