Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Kasih Allah

KASIH ALLAH      “Allahu akbar, Allahu akbar…” Panggilan indah itu telah menjemput. Namun Wulan masih tetap diam di tempatnya. Ia eggan beranjak, walaupun Sang Pencipta sudah sangat antusias memanggil hamba-Nya untuk segera menunaikan kewajibannya. Wulan masih duduk di depan layar monitor mengerjakan tugasnya yang hampir deadline. Ia berpikir, mungkin tanggung bila ditinggalkan karena sebentar lagi tugasnya akan selesai. Tanpa sengaja, Wulan memencet tombol close, karena panik Wulan langsung menekan tombol ‘yes’. Untunglah sudah tersimpan. Wulan menghembuskan napasnya perlahan, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya tadi.      Ditengah kesibukannya itu, ia memandang jam. Ah rupanya sudah jam 4. Setengah jam sudah dari Adzan Ashar tadi. Namun ia masih tak beranjak dari tempatnya, tetap pada pendiriannya untuk mengerjakan tugas. Namun selama setengah jam ini, Wulan hanya menulis beberapa baris yang 5 menit saja sudah terangkai. Konsentrasinya terbagi dua antara sholat dulu,
SEBATANG POHON KENANGAN    Bel pertanda pulang sekolah berbunyi. Perasaan gembira mulai bergerilya di hati para murid. Memang itu adalah suatu adat yang sudah ada dari zaman dahulu, bahwa bel pulang sekolah adalah awal dari kebahagiaan. Itu sih menurutku. Tapi aku memang benar-benar merasakannya.    Aku berjalan menuju parkiran dan mencari kendaraanku. Semester akhir di sekolah memang memberatkan. Setelah ini kami kelas 12 harus menjalani les yang sangat membosankan. Aku dengan cepat mengambil kendaraanku dan bergegas pulang. Namun di tengah jalan, aku memutuskan untuk mampir ke sekolah lama ku. SMP ku tepatnya. Akhirnya aku berputar balik dan melepas gas menuju ke sana.    Sudah sepi rupanya. Hanya ada satpam baru yang tidak ku kenal, dan penjaga sekolah, juga beberapa murid yang menunggu jemputannya. Aku segera masuk ke area sekolah. Tujuan utamaku hanya mencari pohon. Ya, pohon yang berisi begitu banyak kenangan. Disanalah aku dan teman-teman menulis segala suka dan duka.

Cerpen Pengalaman : Suara Sang Imam

      Hari Sabtu kegiatan belajar mengajar diliburkan, semua itu dikarenakan kabut asap yang kian tebal. Usai sholat Dzuhur, aku dikabarkan temanku bahwa latihan paskibra ditambah menjadi tiga hari, yaitu Senin, Rabu, dan Sabtu. Aku terkejut, kupikir jika sekolah libur maka kegiatan eskul akan diliburkan pula. Tapi sudahlah, dari pada aku hanya makan saja dirumah, lebih baik aku latihan.      Pukul setengah dua aku sudah disekolah. Hanya ada aku dan gadis yan tidak ku ketahui namanya. Aku tersenyum memandangnya. Karena kulihat dia sedang menelepon, aku mgambil HP dan memfoto pohon rindang di depanku, lalu menguploadnya. Lima menit lagi latihan dimulai. Ah- malas sekali rasanya latihan. Aku sungguh mengantuk. Dan saat itu kulihat senior berbaju merah turun ke lapangan. Tidak! Ayolah, jangan sekarang!      “Paskibra SMA Negeri enam Kota Jambi. Dalam hitunga kesepuluh sudah berada di depan saya. Satu, dua, tiga-“ Tidak lagi! Akhirnya dengan sangat terpaksa, aku berlari turun ke

Cerpen Pengalaman : Antusiame Kemerdekaan

     Beberapa minggu lalu,disekolahku ada pemilihan anggota paskibra. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Aku sendiri sangat antusias, karena sudah menjadi hobiku mengikuti kegiatan outdoor. Di hari pertama latihan, aku dimasukkan dalam pasukan delapan. Namun, esoknya berganti lagi. Jadi begitulah seterusnya. Dari empat lima, ke delapan, lalu ke empat lima lagi, dan akhirnya mantap di tujuh belas. Memang perasaan kecewa itu ada. Bayangkan saja, betapa gembiranya aku ketika berada di pasukan inti, dan tiba-tiba dipindahkan ke pasukan lain. Namun, seorang senior berkata padaku.      " Ingat, kita itu paskibra! Paskibra itu satu! Layaknya burung Garuda. Tujuh belas adalah sayap kanan, empat lima adalah sayap kiri, dan delapan adalah badan. sedangkan tanpa sayap, burung Garuda tak akan pernah bisa terbang!" Dari situ aku mulai sadar. Jangan terlarut dalam kekecewaan. Paskibra itu satu! Kalau bagus untuk kita dan kalau jelek untuk ki