I THINK : You Are The Apple Of My Eyes


Tadinya aku berpikir, mengapa semua orang menyukaimu. Jika ku perhatikan, sisi mana yang menarik darimu? Tidak ada.
Selama ini kau hanya murid atas yang dibanggakan guru.
Tapi semejak kau menggangguku, aku semakin kesal melihatmu. Jangan pikir karena kau pintar, kau bisa seenaknya menyuruhku.
Ko-Teng


~~

Kau adalah siswa ceroboh yang selalu membuatku marah. Kenapa guru memindahkan tempat dudukmu di depanku? Kau tahu tidak, kau merusak pemikiranku. Tak bisa diam, bodoh, kekanak-kanakan, dan sekarang apa? Aku harus mengajarimu? Yang benar saja!
Shin Che-Yi

~~

Bisa tidak, jangan menggangguku?
Dengan keberadaanmu tak akan membuat semuanya baik-baik saja. Aku akan tetap menjadi diriku.
Ko-Teng

~~

Diri yang mana? Jangan harap bisa lolos. Kau adalah tanggung jawabku mulai sekarang. Aku akan membuat kau lulus sekolah ini.
Shin Che Yi


~..~


Shin Che Yi, terimakasih.
Telah menjadi pembimbingku,
Telah menjadi penanggung jawabku, dan
Telah menjadi orang yang ku sukai.
Sekarang pun, aku masih tidak tahu sisi mana yang orang sukai dari dirimu. Tapi yang pasti, aku menyukaimu dari sisi manapun yang kau miliki.
Ketika perasaan itu mulai tumbuh dan terus berkembang, aku takut, sangat takut kehilanganmu.
Saat kita lulus,
Saat kita mengatakan masa depan,
Saat kita berbeda sekolah,
Saat kita melangkah,
Aku semakin takut kau akan melupakanku.
Untuk itu, hari ini aku akan menemani natalmu. Natal indah untuk harimu.
Ko-Teng

~~

Ko-Teng.
Aku sangat tahu, kau menyukaiku kan?
Kau mulai memandangku seperti lelaki lainnya.
Disisi lain aku sangat senang, tapi disisi lainnya, aku takut akan ada yang berbeda.
Kau sangat tahu bagaimana sifatku.
Kumohon, jangan tinggalkan aku.
Shin Che Yi

~~

Aku akan menunjukkan padamu bahwa aku kuat. Aku perlihatkan padamu aku sudah berbeda.
Jika kau tak percaya, lihat aku nanti malam.
Aku sangat mengharapkan kedatanganmu, Shin Che Yi.
Ko-Teng

~~

Apa? Kau menunjukkan bahwa dirimu kuat? Kau berbeda? Tidak Ko-Teng! Jangan ubah dirimu!
Kau pikir kau hebat dengan pertunjukkan itu?
Kau hanya melukai diri sendiri.
Kau bahkan tidak peduli pada dirimu sendiri?
Kau pikir aku bisa tenang menyaksikanmu dengan lebam dimana-mana?
Dimana pikiranmu?
Dasar kekanak-kanakan!
Bodoh!
Tolol!
Tidak tahu diri!!!
Shin Che Yi

~~

Hanya orang bodoh yang bisa mengejarmu selama bertahun-tahun!
Ya aku memang tolol.
Dan hanya orang tak tahu diri sepertiku yang bertahan selama ini!
Terkadang aku membenci satu hal.
Yaitu, saat wanita lebih cepat dewasa dibanding lelaki seumurannya.
Ko-Teng


~..~


Shin Che Yi, tak kusangka kita menjauh.
Ini semua salahku. Dalam dua tahun ini tak pernah sekalipun aku tak memikirkanmu. Setiap hari aku selalu terbayang apa yang telah kita lakukan selama ini.
Kudengar, kau mulai dekat dengan A-Hon. Benarkah? Kau bahkan sempat menjalin hubungan dengannya. Aku tahu A-Hon menyukaimu. Mengapa kau putus?
Aku cemburu? Jangan kau tanyakan. Menurutmu bagaimana perasaanku mendengar wanita yang kusukai jadian dengan sahabatku.
Ko-Teng

~~

Sejak kau pergi 2 tahun lalu, rasanya akan canggung untuk memulai percakapan lagi. Untuk itu aku tidak pernah menghubungimu dan berharap kau duluan yang menghubungiku. Tapi kupikir kau bahkan membenciku.
Aku putus dengan A-Hon karena kupikir dia tidak benar-benar menyukaiku. Kau tahu, rasanya berbeda. Entahlah, mungkin aku tak terbiasa dengan perasaan suka dari orang lain, setelah mendapat cinta darimu.
Shin Che Yi

~~

Jika dunia pararel nyata, pasti kau dan aku sedang bersama sekarang.
Ko-Teng

~~

Mereka pasti bahagia bersama.
Shin Che Yi


~..~


   "Cepatlah, kau ingin menunggu pengantin wanita menunggu?" Sahabat-sahabatku memanggilku dengan lantang, bahkan masuk tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
Kugigit apel di depan mataku itu. Rasanya haru sekali setelah mengenang masa lalu. Menatap diriku yang dulu, yang jauh berbeda dengan diriku yang sekarang.
Aku duduk di kursi tamu bersama sahabat-sahabatku dari SMA. Menunggu si pengantin wanita.
   "Hei, bagaimana kita hadang saja pengantin pria?" Sahabat-sahabatku mulai mengoceh hal-hal yang tak berguna lagi.
   "Jangan begitu lah."
   " Selama ini, aku tidak pernah serius menyukai Shin Che Yi. Aku hanya heran melihat kalian semua menyukainya. Jadi aku ikut-ikut saja." Kami mulai menyoraki teman kami yang sedikit gila itu.
Saat itu juga, Shin Che Yi, si pengantin wanita, berjalan beriringan dengan pasangannya. Aku menatap Sin Che Yi dengan senyuman. Pandangan kami bertemu, tak kupahami bahwa sebenarnya, di lubuk hati yang paling dalam, aku masih mencintai Shin Che Yi.
Aku bertanya pada diriku sendiri, "bagaimana perasaanku?" Cemburu? Sakit? Sedih?
Lalu sahabatku bertanya, "Hei, kau pasti sedih."
   "Tentu saja, pria mana yang mau melihat wanitanya menikah dengan pria lain?" ujarku sambil tertawa. Aku sadar, aku menjawab itu bukan dari hatiku.
Ku tatap wajah Shin Che Yi yang tersenyum bahagia bersama calon suaminya.  Dan sekarang aku menyadari,
Jika kita benar-benar mencintai seseorang, maka kita akan rela jika dia bahagia, tidak peduli senang atau sedihnya perasaan kita.
Karena tidak akan ada yang tahu tentang masa depan. Sekarang kita dengan siapa, esok kita dengan siapa. Yang pasti, masa lalu tak akan pernah berubah.
Selamat berbahagia,… Masa remajaku.
Ko-Teng

~~

Terimakasih, sahabat terbaikku.
Sin Che Yi.


You Are The Apple Of My Eyes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reply 1988 "Drama dengan Cerita Ringan"

IU, Mengingatkan tentang Ibu

We are the B