Kasih Allah


KASIH ALLAH


     “Allahu akbar, Allahu akbar…” Panggilan indah itu telah menjemput. Namun Wulan masih tetap diam di tempatnya. Ia eggan beranjak, walaupun Sang Pencipta sudah sangat antusias memanggil hamba-Nya untuk segera menunaikan kewajibannya. Wulan masih duduk di depan layar monitor mengerjakan tugasnya yang hampir deadline. Ia berpikir, mungkin tanggung bila ditinggalkan karena sebentar lagi tugasnya akan selesai. Tanpa sengaja, Wulan memencet tombol close, karena panik Wulan langsung menekan tombol ‘yes’. Untunglah sudah tersimpan. Wulan menghembuskan napasnya perlahan, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya tadi.
     Ditengah kesibukannya itu, ia memandang jam. Ah rupanya sudah jam 4. Setengah jam sudah dari Adzan Ashar tadi. Namun ia masih tak beranjak dari tempatnya, tetap pada pendiriannya untuk mengerjakan tugas. Namun selama setengah jam ini, Wulan hanya menulis beberapa baris yang 5 menit saja sudah terangkai. Konsentrasinya terbagi dua antara sholat dulu, atau tetap melanjutkan tugas ini. Dan detik-detik berharga itu hilang hanya untuk memikirkan hal-hal yang jawabannya telah pasti.
     Tiba-tiba keadaan menjadi gelap. Untunglah sinar matahari sore masih bisa masuk melalui celah jendela. Wulan menatap nanar komputernya yang mati.
     “Mengapa disaat seperti ini bisa mati lampu?” Tanya Wulan pada dirinya sendiri. Namun ia bersyukur pula karena ia masih hapal baris terakhir yang ditulisnya dan sudah menyimpan tugas sebelumnya. Wulan berpikir lagi.
     “ Mungkinkah Allah sedih? Mungkinkah Allah ingin aku segera menunaikan kewajibanku? Mungkinkah Allah ingin aku menomor satukanNya? Mungkinkah Allah melakukan ini untukku?” Dan Wulan tersenyum. Ia merasa bersalah karena menunda-nunda apa yang seharusnya dilakukan duluan. Mana yang prioritas, mana yang bukan. Wulan juga senang, karena Allah masih sayang padanya walau masih banyak hamba yang jauh lebih baik dibandingkan dirinya.


      Begitulah kasih sayang Allah pada hambaNya. Ia tidak akan memandang siapa kau, karena dimataNya kita semua adalah hambaNya. Allah Maha Penyayang ingat? Allah selalu menunjukkan kasih sayangNya tanpa kita sadari. Maka dari itu, mari kita prioritaskan Allah. Tidak peduli akan deadline. Karena bisa saja Allah mencabut nyawa kita setiap saat. Kita tidak akan tahu tentang masa depan bukan? Berubahlah mulai sekarang.

SYUKRAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reply 1988 "Drama dengan Cerita Ringan"

IU, Mengingatkan tentang Ibu

We are the B